Kumpulan Catatan dan Cerita Anda

Vegetarian Setengah Hati


“Bau badanmu seperti yang kamu makan”. Ini kesimpulan perbincangan saya dengan seorang sahabat. Belum tentu benar, karena kita hanya menduga-duga saja. Misalnya kalau seseorang banyak mengkonsumsi binatang: seperti daging kambing, sapi, atau ayam: bau badan rasanya ya semacam itu.

Beda dengan mereka yang misalnya suka mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran yang segar. Bau badannya kemungkinan tidak “bau”, tapi kemungkinan malah akan “harum”. Lagi-lagi ini baru dugaan. Bukti medis tetap perlu untuk pembuktian.

Itulah awal mula saya agak tertarik dengan yang namanya gaya hidup vegetarian.

Maklum, saya pernah mendapati seseorang yang “bau banget”. Itu saya dapati pas sholat. Tak bisa menghindar. Dengan terpaksa saya tahan bau badan orang yang menyengat itu untuk sekira 4 rakaat shalat. Kadang, saya jadi mikir : Apa jadinya yah kalau ternyata bau badan saya juga “bau”, kan bisa mengganggu orang lain.

Makanya, sejak itu saya berniat mengurangi makan-makanan yang berbau binatang. Walau, memang tak gampang menjalaninya.

Dilain waktu, saya ketemu Pak Hidayat, pakar akupunktur dan herbal. Pak Hidayat adalah seorang terapis yang praktek di Kampung Cina, Cibubur. Saya pernah tergoda rayuannya untuk menjalani akupunktur (terapi tusuk
jarum), itulah pertama kali saya merasakan tusukan 32 jarum dibadan.

Disela-sela terapi, Pak Dayat bicara ngalor ngidul soal pengobatan alternatif. Sampai juga pada soal vegetarian. Beliau seorang vegetarian, tak makan daging. Beliau menganjurkan saya juga melakukan hal yang sama. Gaya
hidup sehat. Alasan kenapa Pak Dayat memilih menjadi vegetarian cukup unik. Untuk menjaga agar sifat-sifat kebinatangan (amarah, emosi meledak-ledak dsb) tidak muncul dalam dirinya. Beliau juga bercerita, itu untuk menjaga agar nafsunya tak menjadi-jadi. Maklum dulu dua tahun dia duda, tapi sekarang sudah punya pendamping.

Atas alasan bau badan dan menjauhi sifat kebinatangan inilah yang selalu mengoda saya menjadi vegetarian. Untuk memantapkan tekad, saya membaca artikel-artikel yang membahas soal vegetarian.

Ada beberapa jenis kaum vegetarian.

*Pertama,* *lacto ovo* *vegetarian* : Seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung biji-bijian, serealia,
sayuran (termasuk umbi-umbian) , buah-buahan, kacang-kacangan, susu, telur, dan produknya.

*Kedua,* *acto** vegetarian* : Hampir sama dengan yang diatas hanya tak mengkonsumsi telur.

*Ketiga, Vegan* (Vegetarian total) sama sekali tidak mengonsumsi unsur hewani dan semua produk hewani.

Setelah saya pikir-pikir saya tak mau terjebak ke pola gaya hidup ekstrem. Akhirnya, saya lebih condong yang pertama: *Lacto Ovo Vegetarian*. Tapi itupun setengah hati: Selain telur, saya juga kadang masih mengkonsumsi daging “putih” seperti ayam. Tapi sebisa mungkin menghindari daging “merah” seperti daging sapi atau kerbau.

Memang, semua itu adalah sebuah pilihan. Yang paling ideal tentu jaga keseimbangan. Selain pola makan, tentu yang lebih penting adalah olahraga. Saya sendiri jarang sekali olahraga, mungkin ini yang menyebabkan saya mudah sekali tumbang. Rasa-rasanya kombinasi pola makan yang sehat plus olahraga adalah langkah yang cerdas membuat fisik menjadi segar dan jiwa menjadi fresh. Akhirnya bisa bekerja/berkarya dengan optimal dengan hasil yang maksimal.

Yah, itulah harapan kita semua, bagaimana denganmu? Mari kita coba sama-sama gaya hidup sehat itu.

Rumah Ilalang : 29 Mei 2010
*Penulis lepas, tinggal dipinggir Jakarta
==========
Yons Achmad
Kanetwork Corp
(Konsultan & Riset Media)
E-mail:Kanetwork09( at)gmail. com

[sekolah-kehidupan]

Tinggalkan komentar